17-05-2022
Bagian 1
“Ada proyek, nih ...,” demikian imajinasi berbisik. ‘Proyek’ apa? Jika menilik pernyataan Denny JA soal naik dan turunnya penguasa di republik, maka selain ‘proyek’ naik ke puncak kekuasaan, bisa jadi bagi bisnis ‘konsultan politik’ soal bagaimana ‘turun’ jika sudah waktunyapun bisa jadi lahan bisnis juga. ‘Turun’ dengan bau wangi semerbak, turun dengan penuh tepuk tangan. Dan itu sah-sah saja, meski mungkin menjengkelkan. Sejak jaman Platon lebih dari 2000 tahun lalu, kaum Sofis akan selalu ada. Dalam bermacam bentuknya. Mau dikutuk sekeras apapun, yang seperti ini akan selalu muncul bergantian. Atau terus menerus. Sihir uang memang begitu kuatnya. Tetapi ketika sihir akan uang, sihir akan keuntungan, profit, jika tidak hati-hati akan juga sampai pada titik mengganggu kewarasan. Bahkan Adam Smith-pun masih memandang perlunya keutamaan, virtue, meski sekedar ‘sepantas’-nya saja. Mungkin untuk menjaga ‘kewarasan’. Termasuk kewarasan negara. Tidak banyak yang mampu ‘menyeimbangkan’ bau-bau profit dengan tetap menjaga ‘kewarasan’ menegara. Contoh kegagalan-ekstrem-vulgar adalah para buzzerRp itu. Atau juga pollsterRp. Kekuasaan, seperti sudah diperingatkan oleh Machiavelli, bisa sangat berbeda antara saat merebut kuasa, dan saat menggunakan kuasa. Maka yang agak samar dalam pernyataan Denny JA soal ‘naik’ dan ‘turun’-nya kuasa di tangan, adalah bagaimana tangan menggunakan kuasa di waktu-waktu antara ‘naik’ dan ‘turun’ itu. Soal ‘naik’ dan ‘turun’ itu relatif ada di ruang ‘waktu obyektif’. Ada tercatat di kalender, katakanlah begitu. Tetapi waktu diantara ‘naik’ dan ‘turun’ itu, bagi kebanyakan khalayak adalah betul-betul waktu yang terhayati dari menit-ke-menit. Bagaimana kekuasaan digunakan akan berdampak bagi khalayak secara kongkret dalam hidupnya. Bukan sekedar jadwal kegiatan lagi. *** (17-05-2022)