Totok menjadi Presiden karena dukungan penuh strategi dari Tutuk dan kawan-kawan. Setelah terpilih jadi Presiden, Totok tetap minta dukungan penuh strategi dari Tutuk dkk karena sadar cekak-nya modal dia untuk melaksanakan tugas sebagai Presiden. Terutama terkait penegasan di muka publik bahwa ia memang betul-betul pantas jadi Presiden. Presiden yang betul-betul berdaulat, demikian Totok menghiba bantuan pada Tutuk dkk.
“Sovereign is he who decides on the exception!” kata Tutuk mengutip Carl Schmitt. “Jadi .....” Tutuk melanjutkan, tetapi segera dipotong Totok. “Sebentar..... maksudnya apa itu?” tanya Presiden Totok dengan kening berkerut.
Kening Tutuk-pun ikut-ikutan berkerut, tak mengira muncul pertanyaan seperti itu. “Pernah nonton TV saat talk-show-nya mbak Ti-tal? Kata mbak Ti-tal umur isu politik di media itu sekitar 3 bulan, jadi kita buat sedikit chaos, ‘keributan’ kecil-kecilan, paling tidak setiap 3-5 bulan sekali. Dan nanti anda sebagai Presiden datang untuk memberi kata putus....”, kata Tutuk.
“Nanti saya dikira sok pahlawan”, sanggah Totok.
“Ya nggak apa-apa...” Tutuk dan kawan-kawan hampir bersamaan menegaskan. “Ini latihan berdaulat dan jika ada orang mengira sok pahlawan, malah baguslah itu....”, kata Tutuk.
“Kok tidak sekali saja ......” kata Totok sambil garuk-garuk kepala.
“Dengar ..... ini masalah bagaimana kuantitas akan berubah jadi kualitas, jadi tidak boleh sekali ......Seperti memanaskan air, pelan-pelan akhirnya mendidih dan berubah kualitas jadi uap air.”
Akhirnya strategi mendorong kuantitas menjadi kualitas melalui ke-berdaulat-an a la Carl Schmitt ini dijalankan hampir selama tiga tahun. Tetapi tiba-tiba Totok terbangun karena rasanya ingin buang air kecil. Habis itu Totok tidur lagi, dan mimpi-pun berlanjut.
Dalam mimpi lanjutan, Totok bergegas menemui Tutuk: “Katanya akan berdaulat tidak hanya secara mak-nyus, tetapi mak-nyosss kaya raja-raja itu, lha ini apa ........” Totok menunjukkan handphonenya dan ada tulisan #2019gantipresiden. “Bukan mak-nyos kok malah mak-zul .....”
Tutuk bisik-bisik pada kawan sebelahnya, “Jangan-jangan Carl Schmitt itu bukan untuk latihan ya .......” Tutuk berdiri, dan akhirnya berkata, “Jangan cemas Pak Presiden, segera kita akan gelar kontes wakil presiden .....” *** (Mar 2018)
26-3-2018
Ketika lelap tertidur, Totok bermimpi. Dalam mimpi, Totok terpilih jadi Presiden. Baru sekali ini Totok mimpi seperti itu. Ini mimpi Totok selengkapnya.