www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

05-03-2020

Covid-19 dan perang dagang antara kekuatan ekonomi besar dunia bukanlah cobaan terbesar bagi republik. Demikian juga misalnya soal bencana alam. Apapun itu bentuknya. Bagi republik, cobaan terbesar adalah terkait dengan yang semestinya itu tergantung pada kita. Terkait dengan yang semestinya ada dalam kendali kita. Adanya Covid-19 sampai sekarang tidaklah ada dalam kendali kita, tidak ada tergantung dari mau-maunya kita. Yang tergantung dari kita adalah upaya-upaya pencegahan penyebaran masuk republik, dan kalau sudah masuk bagaimana upaya pencegahan meluasnya di republik. Juga soal upaya pengelolaan yang terjangkit sehingga mampu melewati masa-masa kritisnya dengan selamat.

Ketika republik dikelola oleh orang-orang yang tidak kompeten atau terlalu banyak cengèngèsannya, entah itu nampak telanjang cengèngèsannya atau dalam bentuk sok kaget, sok heran, ataupun sok marah, disitulah cobaan terbesar republik. Atau ugal-ugalan dalam menumpuk hutang. Atau ketika perampokan kekayaan republik yang semakin telanjang dan semakin tanpa sungkan lagi. Atau ketika kedaulatan secara telanjang pula sudah tergadaikan. Atau ketika ugal-ugalan dalam menghambur-hamburkan sumber daya yang semakin terbatas itu. Itulah cobaan terbesar bagi republik. Cobaan yang menguji daya tahan, ketabahan dan kesabaran warga negara.

Dari segi iman, cobaan kadang disandingkan dengan: manusia sudah berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan. Kita tidak masuk dalam ranah ini. Karena kita sedang dalam ranah publik, ‘cobaan’ dalam ranah publik. Tentu karena publik adalah kumpulan dari individu-individu juga, sampai pada titik tertentu kita akan juga sampai pada soal iman ini. Tetapi sebelumnya, tantangan dalam ranah publik, atau katakanlah cobaan dalam ranah publik, ia akan melibatkan juga apa yang disebut oleh Arnold J. Toynbee sebagai minoritas kreatif itu. ‘Manusia telah berusaha’ secara publik ia melibatkan juga si-minoritas kreatif. Dan menurut Toynbee, peradaban hancur atau mundur bisa karena tantangan yang terlalu besar atau justru karena minoritas kreatif itu telah berubah menjadi minoritas dominan. Dan ketika minoritas kreatif itu kemudian berubah menjadi minoritas dominan maka itulah juga ‘cobaan’ bagi khalayak. Sesuatu yang bisa benar-benar menguji ketabahan dan kesabaran.

Republik akan menghadapi cobaan besar ketika para pemimpin yang merupakan bagian (penting) dari minoritas kreatif itu kemudian di sana di sini kadang glécénan, cengèngèsan. Tidak tahu tempat. Merasa bahwa khalayak cukup dihidangi dengan aksi sok kaget, sok heran, sok marah. Dan ketika khalayak terusik atas pencapaian, dengan menuding khalayak ‘kufur nikmat’, merasa masalah selesai. Inilah cobaan besar bagi republik, taste hidup bersama serasa meluncur ke bawah. Ketika minoritas kreatif itu tidak hanya berubah menjadi minoritas dominan, tetapi juga super-licik, juga sekaligus penuh dengan kepengecutan. Ndèk-ndèk-an, cuk. *** (05-03-2020)

Cobaan Terbesar Republik

gallery/ngopi sik