21-08-2021
Apa yang ‘absen’ di banyak lembaga survei di republik? Jika lembaga survei itu adalah sebuah universitas, apakah ia tidak jauh beda dengan UI era rektor statuta abal-abal itu? Mengapa dunia-akademik-ilmiah begitu mudah takluk dengan relasi-relasi kekuatan produksi di ‘basis’ yang lekat dengan korupsi, ngunthet, ngutil, ngemplang, nguntal, nggaglak, nuthuk, mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, mafia ini, mafia itu, perburuan rente? Paling tidak ini bisa kita lihat di sebagian lembaga survei dan UI di tangan rektor produk dari statuta abal-abal itu. Memalukan? Jelas lebih dari itu!
Ruang akademik-ilmiah sebenarnya ada dalam ‘ruang-antara’ juga. Yaitu di satu ujung, klaim bahwa dunia yang bener adalah dunia obyektif-ilmiah, di luar itu kagak bener semua. Di ujung lainnya, ya contoh di atas itu, lebih dari pengkhianatan intelektual, bahkan sudah pelacuran intelektual. Dan dalam ‘ruang-antara’ itu sebenarnya tempat yang sesungguhnya keutamaan (virtue) untuk ber-tumbah-kembang. Misal, untuk tidak ‘terjebak’ dalam klaim di luar yang ilmiah tidak obyektif, dan karenanya tidak bener itu dunia yang terbangun, maka keutamaan ‘keterbukaan-pikir’ misalnya, mesti dikembangkan juga.[1] Siapa bilang keutamaan ‘keberanian’ tidak ada dalam kegiatan akademik-ilmiah itu? Siapa bilang, melawan ‘tenaga dalam’ kekuatan produksi yang lekat dengan korupsi, ngunthet, ngutil, ngemplang, nguntal, nggaglak, nuthuk, mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, mafia ini, mafia itu, perburuan rente itu tidak perlu keutamaan keberanian? Keutamaan keberanian yang juga tumbuh dari ‘ruang-antara’ juga, di satu pihak amuk massa yang sudah begitu muaknya dengan perilaku korupsi, ngunthet, ngutil, ngemplang, nguntal, nggaglak, nuthuk, mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, bermacam mafia, perburuan rente itu, dengan di ujung lainnya, cuèk-cuèk saja, atau jelasnya: pengecut, misalnya.
Lalu dimana ‘tempat’ patriotisme seperti ditulis dalam judul? Jika memakai Alegori Kereta Perang-nya Platon, itu adalah sayap-sayap di kanan-kiri kereta: erotica. Sebuah hasrat, sebuah kecintaan, dan sebenarnya sebuah energi-hidup pula. Atau kalau kita memakai istilah Henry Bergson: elan vital. Kecintaannya yang begitu besar pada saudara-saudara sebangsanya, dan sebenarnya juga kecintaan yang begitu besar pada kemanusiaan, itulah sebagai energi utamanya dalam membangun bermacam keutamaan. Bermacam keutamaan sebagai benteng dalam menghadapi gelapnya ‘tenaga dalam’ kekuatan produksi yang lekat dengan perilaku korupsi, ngunthet, ngutil, ngemplang, nguntal, nggaglak, nuthuk, mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, bermacam mafia, perburuan rente itu.
Orang-orang yang memegang ‘pakta-dominasi’ relasi-relasi produksi yang lekat dengan perilaku korupsi, ngunthet, ngutil, ngemplang, nguntal, nggaglak, nuthuk, mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, bermacam mafia, perburuan rente itu pastilah tahu kekuatan apa yang akan mereka hadapi di-‘lapangan’. Maka bermacam ‘elan vital’ itu kemudian dibuat sebatas sok-sok-an saja. Tidak menghujam jauh ke lubuk hati. Sama sekali tidak menggerakkan. Cukup sebatas slogan kosong. Bermacam keutamaan-pun ‘dibunuh’ perlahan-lahan. Perlahan-lahan karena sangat terkait dengan ‘kebiasaan’. Dan bisa dibayangkan ketika kemudian ‘kebiasaan’ yang berkembang adalah kebiasaan ‘kontra-keutamaan’: sangat besar kerusakan yang akan terjadi. Ingat betapa besar kekuatan di balik kebiasaan ini dalam segala halnya! Maka dalam ‘peta keutamaan’ ini, yang sulit dihancurkan oleh mereka adalah, katakanlah karena ranahnya tidak mudah untuk dijangkau 100%: keutamaan kesalehan, piety, terutama kesalehan religius. Dan dengan gelap mata mereka sudah menyiapkan senjata andalan: stigma radikal-radikul itu! Betul-betul sangat merusak hidup bersama mereka itu. Masih mau menangisi orang-orang semacam itu, para pendukung perilaku korupsi, ngunthet, ngutil, ngemplang, nguntal, nggaglak, nuthuk, mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, bermacam mafia, perburuan rente itu?! Tentu tidak, dan hanya ada satu kata yang pantas buat mereka: lawan! *** (22-08-2021)
[1] Lihat juga, https://www.pergerakankebang
saan.com/802-Sebelum-Tri-Dharma/