06-8-2018
“Suatu perubahan selalu merupakan awal perubahan lainnya,”[i] demikian tandas Machiavelli di awal The Prince. Penggalan tulisan Machiavelli ini merupakan ‘kesimpulan’ dari pernyataan sebelumnya: “Berkat pemerintahannya yang sudah lama semua ingatan akan perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut akan dilupakan orang.”[ii] Awal tulisan Machiavelli ini sudah mulai dapat memberikan gambaran tepatnya kesimpulan M. Sastrapratedja & Frans. M. Parera terkait dengan inti permainan politik dalam negri yang ingin ditunjukkan Machiavelli: “Bahwa rakyat banyak gampang dibohongi dan dimanipulasi dukungannya lewat penampilan-penampilan sang penguasa secara menarik dan persuasif; rakyat hanya membutuhkan ilusi-ilusi yang kuat, dan sangat mudah diyakinkan dengan apa yang mereka lihat dan saksikan secara langsung.”[iii]
Bagi Machiavelli, “manusia bersifat sederhana, dan begitu banyak manusia di sekitarnya, sehingga penipu akan selalu menemukan seseorang yang siap untuk ditipunya.”[iv] Bermacam dan banyaknya ‘stok’ orang yang ‘siap ditipu’ ini, adalah berkah bagi para penganut Machiavelli. Temukan orang-orang itu, tipu, dan jika media sudah siap, blow-up! Dan berjalanlah ‘rantai produksi’ ilusi-ilusi yang akan membengkakkan jumlah orang-orang yang akan tertipu. Harapan mereka akan ada efek bola salju. Bukannya tanpa alasan para Machiavellis ini bisa begitu yakin, karena, kata Machiavelli: “Orang pada umumnya menilai sesuatu lebih berdasarkan apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka rasakan.”[v] Terlebih seperti ditegaskan ulang oleh Machiavelli: “Rakyat biasa selalu terkesan oleh penampilan dan hasil.”[vi]
Jika pemilihan digelar setiap lima tahunan, dan setiap kampanye selalu akan memberikan janji, bagaimana Machiavelli melihat soal janji-janji kampanye ini? Machiavelli berpendapat: “Para pangeran yang paling banyak keberhasilannya ialah mereka yang tidak ambil pusing untuk menepati janji, tetapi tahu bagaimana memanipulasi pikiran orang dengan cerdik. Pada akhirnya, mereka mengungguli orang-orang yang mencoba bertindak jujur.”[vii] Dan waktu lima tahun bukanlah waktu yang singkat, sehingga ‘semua ingatan akan perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut akan dilupakan orang’ seperti kata Machiavelli di awal tulisan ini. “Sebab-sebab perubahan’ di sini termasuk juga mengapa orang memilihnya (lima tahun lalu) berdasarkan janji-janji yang ditebar lima tahun lalu. Bahkan jauh sebelum merebaknya ‘logika waktu pendek’ akibat cepatnya arus informasi era digital ini, Machiavelli sudah yakin akan hal tersebut. Demikian juga pengikut-pengikutnya sekarang ini, yang seakan sedang menari sambil ‘pecingas-pecingis’ dan ‘jegègèsan’ tepat di depan mata kita. *** (06-8-2018)
[i] Machiavelli, Sang Penguasa, Terj. M. Sastrapratedja & Frans. M. Parera, Gramedia, 1987, hlm. 6
[ii] Ibid
[iii] Sastrapratedja, Frans. M. Parera, Kata Pengantar, Suatu Alternatif Kaidah Etika Politik, dalam Machiavelli, Sang Penguasa, hlm. xxix
[iv] Ibid, hlm. 72
[v] Ibid, hlm. 73
[vi] Ibid, hlm. 74
[vii] Chris Lowney, Heroic Leadership, hlm. 29
Niccolo Machiavelli