05-08-2019
“Sovereign is he who decides on the exception,” demikian Carl Schmiit dalam Political Theology yang terbit pertamakali tahun 1922. Lanjut Carl Schmitt, “sovereignity must therefore be associated with a borderline case and not with routine.” Padamnya listrik di daerah Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah hingga banyak yang sampai 10 jam lamanya memang belum bisa masuk dalam situasi exception seperti dimaksud oleh Carl Schmitt di atas, tetapi bagaimanapun itu sudah cukup untuk menilai sebuah level kepemimpinan, terutama soal ‘naluri ke-berdaulat-an’-nya.
Penampakan wajah riang Presiden melihat anak-buah sedang makan krupuk yang kemudian dipersandingkan dengan hal padamnya listrik kemarin sedikit banyak bisa untuk meraba seberapa besar ‘naluri ke-berdaulat-an’ si presiden. Tentu akan banyak penjelasan sana-sini, akan ada ini dan itu, atau ona-anu-ona-anu, tunjuk sana tunjuk sini, dan seterusnya. Tetapi apapun itu sekali lagi, apa yang terjadi di hari Minggu kemarin tetaplah bisa kita gunakan untuk meraba sejauh mana level ‘naluri ke-berdaulat-an’ si-presiden. Dan kita sebagai rakyat-pun berhak untuk gusar. Bahkan ‘misuh’-pun sah. *** (05-08-2019)