www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

03-03-2019

Bayangkan sebuah rumah sakit sebagai contoh dari dramaturgi-nya Erving Goffman, di mana tenaga medis atau dokter di rumah sakit akan dipersepsikan sedemikian rupa peran dan tanggung jawabnya, juga para medis atau perawat. Termasuk juga peran dan tanggung jawab jajaran direksi, manajemen, farmasi, laboratorium, administrasi sampai dengan petugas kemananan dan kebersihan. Dan lain-lainnya. Lebih kecil lagi misal di Unit Gawat Darurat yang besar kapasitasnya, dokter-pun akan terbagi lagi peran dan tanggung jawabnya. Meski banyak aspek yang terlibat di sini, pada dasarnya masing-masing diharapkan untuk bertindak sesuai dengan peran tanggung jawabnya, dan dengan itu pula diharapkan ‘panggung drama rumah sakit’ akan berjalan ke arah yang baik.

Dengan gambaran di atas kita bisa lebih mudah membayangkan konsep Platon terhadap keadilan. Untuk memahami konsep keadilan Platon maka harus dipahami dulu terkait dengan konsep jiwa-nya Platon, seperti sudah disinggung di beberapa tulisan terdahulu, yaitu tripartit jiwa.[i] Jiwa menurut Platon mengandung tiga elemen, pertama, rasio (logistikon), kedua hal terkait dengan semangat, kebanggaan diri (thumos), dan ketiga terkait dengan nafsu, bisa seks, makan atau uang (epithumia). Apa yang ada sebagai jiwa dari manusia ini kemudian dibayangkan sebagai yang ‘menjiwai’ juga hidup sosial, dimana dalam hidup sosial manusia bersama manusia lain ada yang namanya filsuf raja, tentara, polisi, dan pedagang/petani. Filsuf raja erat terkait dengan konsep logistikon, tentara terkait dengan thumos, dan pedagang/petani dengan epithumia. Bagi Platon, keadilan akan tercapai jika masing-masing dari bagian hidup sosial itu bertindak sesuai dengan perannya.

Tentu banyak konsep tentang keadilan, bahkan pada saat jamannya Platon juga. Misal menurut  Thrasymachus, keadilan adalah masalah kepentingan dari yang terkuat. Atau Cephalus yang merupakan representasi dari kelas pedagang pada masanya mengatakan bahwa keadilan adalah bicara tentang kebenaran dan seseorang membayar hutangnya. Dan banyak lagi teori keadilan berkembang sampai sekarang. Lepas mana yang paling benar terkait dengan konsep keadilan, salah satu hal penting terkait dengan konsep keadilannya Platon ini adalah menyediakan pada kita ‘alarm dini’ akan adanya potensi ketidak-adilan. Ketika kita merasa ada beberapa institusi yang bertindak seakan ‘lompat-pagar’ atau bertindak melampaui kewenangannya, atau tidak bertindak sesuai dengan peran dan tanggung-jawabnya, di situlah kita bisa mendapatkan ‘alarm-dini’ dari Platon, jangan-jangan potensi ketidak-adilan itu sudah mulai merebak. Tidak hanya potensi, jangan-jangan sudah menjadi fakta aktual. Contohnya? Banyak. *** (03-03-2019)

 

[i] Lihat misalnya: https://www.pergerakankebangsaan.com/215-Mak-Erot-Eros/

Keadilan Menurut Platon

 

gallery/plato