www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

10-11-2018

Menurut Tina Talisa saat masih di TV One, umur sebuah isu politik di media adalah 3 bulan. Tentu yang dimaksud Tina saat itu terutama adalah media man-to-mass seperti televisi, surat kabar atau radio. Pengalaman panjang Tina di media tentu membuat hal tersebut bukanlah asal nggedebus saja. Maka bagi kontestan pemilihan, waktu tiga bulan menjelang coblosan adalah sangat krusial.

Jika memakai pembedaan George Lakoff terkait dengan deep frame dan surface frame, tiga bulan terakhir adalah ranah pertarungan surface frame. Ini bukan berarti surface frame lebih penting dari deep frame, tetapi justru deep frame-lah yang lebih penting. Mengapa? Menurut Lakoff, deep frame adalah tempat digantungkannya surface frame. “Without deep frames there is nothing for surface frame to hang onto,” demikian George Lakoff menegaskan. Maka jika deep frame gagal terbentuk, surface frame apapun yang akan dicoba ditebar ke publik akan terasa hambar dan akan mempunyai daya penetrasi kecil.

Clotaire Rapaille adalah konsultan marketing dan berperan penting merebaknya Starbuck di Jepang. Jepang yang sudah beratus tahun mempunyai kultur minum teh ini, diretakkan oleh Clotaire dengan memasukkan rasa kopi di berbagai makanan seperti biskuit, permen misalnya, selama bertahun. Baru setelah memori rasa kopi itu ter-imprint dalam bawah sadar maka merebaklah Starbuck. Tentu brand Starbuck dengan segala ‘sihir’-nya itu sangat berpengaruh, tetapi tanpa adanya ‘kode-kode kultural’ terkait dengan rasa kopi, pengalaman menunjukkan sebuah kegagalan, bukannya merebak. Mungkin ini tidak jauh dari apa yang disebut Jung sebagai arketipe.

Jika kita mendengar sebuah lagu maka nada yang barusan kita dengar itu seakan mengalami retensi (tersimpan, tersedimentasi) dalam kesadaran, yang seakan menyeruak serta merta ketika kita sedang (sekarang) mendengar nada selanjutnya. Seakan-akan kita ‘sudah siap’ mengantisipasi nada selanjutnya. Melihat beberapa hal di atas maka sangatlah wajar jika Noam Chomsky menulis terkait dengan pengalihan perhatian.[i] Atau juga taktik ‘roti dan sirkus[ii] sejak jaman Yunani Kuno. Termasuk di era milenial ini, sirkus kata-kata mulai dari sontoloyo sampai gendruwo, dan seterusnya.

Hal-hal di atas bisa dimasukkan pada kelompok ‘kekuatan pengetahuan’ dalam pembagian Alvin Toffler.[iii] Bagaimana dengan ‘kekuatan uang’? Menurut perkiraan, uang dalam ranah politik secara ‘massal’ juga akan mengikuti peringatan Tina Talisa, denyutnya akan berumur tiga bulan saja. Maka tiga bulan terakhir siapa saja yang ingin membangun demokrasi yang semakin dewasa haris juga bahu-membahu mengawasi apa yang sering kita dengar: money politics.

Kekuatan kekerasan’ harus dihayati tidak hanya berhenti pada kekerasan fisik saja, tetapi juga yang sangat penting: ‘kekerasan prosedural’. *** (10-11-2018)

 

[i] Lihat: Belajar Dari Noam Chomsky, https://www.pergerakankebangsaan.com/041-Belajar-Dari-Noam-Chomsky/

[ii] https://www.pergerakankebangsaan.com/156-Roti-dan-Sirkus/

[iii] Lihat juga: https://www.pergerakankebangsaan.com/006-Ayatollah-Khomeini/

3 Kekuatan di 3 Bulan Terakhir

 

gallery/tina t