30-8-2018
‘Sang Penguasa’[i] adalah salah satu terjemahan dari The Prince, salah satu buku karangan Machiavelli. The Prince memang penuh dengan kabut kelam, dan tidak aneh karena Machiavelli dalam bukunya itu secara tegas ingin memisahkan antara politik dan etika. Dan bukannya aneh juga pemisahan tersebut karena The Prince ditulis Machiavelli ketika situasi sekitar bergerak dan disesaki dengan konflik dan penuh saling-curiga. Machiavelli dan juga penulis-penulis lain, tidak sedang di ruang vakum ketika menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan.
Bagi yang menyimpan The Prince di bawah bantal tidurnya, dan selalu ada dalam tas ke manapun dia pergi, ke-tidak-vakum-an proses kelahiran gagasan tersebut pastilah tidak akan luput dari perhatiannya. Maka ketika akan bertindak secara ‘text-book’ apa-apa yang ada dalam The Prince tersebut[ii], situasi sekarang-pun harus dihayati sebagai habitat bagi praktek gagasan The Prince yang telah menggumpal dalam kepalanya. Dan untuk memaksimalkan hasil, habitat harus dikembangkan supaya kompatibel dengan berbagai gagasan tersebut.
Maka habitat akan dikembangkan dimana politik harus dipisah dengan etika. Secara kasat mata misalnya, memelihara kutu-kutu loncat adalah secara samar ingin membiasakan penerimaan publik bahwa politik itu memang tidak beretika. Atau juga misalnya, melepas ‘komentator-komentator’ kelas medioker yang cenderung sering memproduksi ungkapan-ungkapan tidak etis. Atau mendekati problem dasar kenegaraan dengan cara-cara superfisial dan bahkan kadang norak. Dan tentu yang tidak bisa dilupakan, upaya mengembangkan habitat yang penuh konflik dan saling curiga.
Dengan habitat yang sudah dikembangkan sedemikian rupa itu, maka akan ada orang yang berkesimpulan bahwa gagasan The Prince akan bisa diterapkan, bahkan secara ‘text-book’. Sekaligus berkeyakinan hasilnya akan maksimal. *** (30-8-2018)
Niccolo Machiavelli