www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

03-7-2018

Ketika Richard Nixon menjadi Wakil Presiden AS, Nikita S. Khrushchev sedang pada masa akhir kekuasaannya. Salah satu ungkapan Khrushchev  yang diingat Nixon adalah: If the people believe there’s an imaginary river out there, you don’t tell them there’s no river there. You build an imaginary bridge over the imaginary river”. Tulisan ini bukan tentang Khrushchev, apalagi Nixon, tetapi sedikit tentang Angela Merkel, Kanselir Jerman.

Merkel, Bukan Khrushchev

gallery/kruschev nixon

Kutipan ungkapan Khrushchev di atas, cobalah dengan sedikit ‘nakal’ kita ganti kata ‘river’ dengan mobil nasional nan murah. Apalagi ada prototipenya, dan kemudian prototipe itu diarak dengan kerumunan di kanan-kiri dan segala puja-puji dari segala arah.[1] Hasilnya? Anda bisa lihat sendiri, meski seiring berjalannya waktu, perasaan tertipu ini tidak hanya perlahan menyeruak naik ke ubun-ubun, tetapi juga tidak hilang-hilang. Mungkin Khrushchev saat mengungkap hal di atas belum tahu peringatan Lincoln: ‘You can fool all the people some of time, and some of the people all the time, but you cannot fool all the people all the the time.

Angela Merkel adalah wanita pertama Kanselir Jerman, dan yang pertama pula lahir setelah Perang Dunia II. Dan uniknya lagi, asal-usul Merkel adalah dari Jerman Timur, ketika Tembok Berlin masih kokoh. Sempat Merkel mengutarakan keinginan yang terus menggodanya saat masih di Jerman Timur, makan malam di Hotel Kempinski yang ada di balik tembok. Dan terbayang pula lezatnya lobster.

Setelah Tembok Berlin runtuh, Merkel perlahan mulai aktif di politik, dan masuklah ia ke CDU (Christian Democratic Union). Clifford W. Mills dalam biografi Merkel menulis sepak terjang Merkel di CDU:

She was smarter and worked harder than almost everyone in the party. She said what she did and did what she said. She was a rarity in politics. She didn’t tell people what they wanted to hear; she told them what she thought she could do to solve political problems. She listened, and she tried to get people to finds areas of agreement and work from there. Her years in East Germany taught her how powerful government could be, and she was determined to use that power to serve others and not to control them.[2]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Merkel tidak membangun ‘jembatan imajiner’ di atas ‘sungai imajiner’ yang diyakini massa ada sungainya, tetapi ia akan mengatakan bahwa faktanya, memang sungai itu tidak ada. Merkel tidak pasang aksi untuk tipu-tipu, janji A-B-C-D dan bermacam lagi, tetapi faktanya, terlalu banyak ingkar. Merkel, seperti ditulis Clifford W. Mills di atas, ‘she said what she did and did what she said’. *** (03-7-2018)


[1] Lihat, https://www.pergerakankebangsaan.com/003-Dari-GMT-ke-GMET/

[2] Clifford W. Mills, Angela Merkel, Chelsea House, New York, 2008, hlm. 20

gallery/angela merkel book
gallery/angela merkel pic
gallery/esemka