www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

17-06-2022

Hanya perlu sedikit keringat dalam upaya ‘otak-atik-gathuk’, dan kemudian menjadi lebih paham situasi dengan membaca tulisan Guy Debord, terutama Comments on the Society of the Spectacle (1988). Banyak kutipan bisa disampaikan di sini, mengapa misalnya impunitas pejabat kemudian dikembangkan, atau yang terakhir dalam bentuk pasal penghinaan pejabat itu. Atau bermacam ‘kebisingan’ dari para buzzerRp itu. Atau bagaimana bermacam boneka dimainken. Peran-peran atau bahkan selebriti dimainken oleh telik sandi. Atau ngibul soal berpuluh tahun yang akan datang, akan seperti ini, seperti itu. Tidak bisa di-cek. Dan lain-lain. Ada satu yang perlu diperhatikan di sini, ditulis Debord, “In 1967 [The Society of the Spectacle] I distinguished two rival and successive forms of spectacular power, the concentrated and the diffuse.[1] Secara garis besar, concentrated mengacu pada Russia dan diffuse, Amerika. Bagi Debord kedua-duanya sama saja, “Both of them floated above real society.”[2] Dalam Comments on the Society of the Spectacle (1988), Debord menambahkan satu jenis lain: integrated spectacle.[3] Kombinasi dari concentrated dan diffuse. Maka di sinilah kita bisa bicara strategi. Bisa dikatakan di sini, diffuse dengan segala pernak-perniknya, adalah ranah ‘taktik’. Ber-taktik-ria dengan naik gerak gelombang ‘kapitalisme Amerika’ itu. Sedang ‘strategi’, yang sebenarnya sudah berumur jauh sebelum era modern: konsentrasi kekuasaan. Akan lebih lengkap jika dibaca juga karya ‘sepupu ideologis’ Debord, Antonio Negri dan Michael Hardt: Empire (2000). Karena bahkan sampai kematiannyapun Debord belumlah menikmati jaringan internet. ‘Mixed constitution[4] yang disinggung Negri dan Hardt dalam banyak hal bisa dihayati sebagai praktek dari integrated spectacle. Atau juga hari-hari ini kita sedang disuguhi tontonan ‘kaum bangsawan’ yang sedang menari bersama dalam dendang ‘demokrasi borjuis’ itu. Atau bagaimana terkait konsep-disain IKN, dan bahkan soal pindahnya, yang sebenarnya penuh ‘kegilaan’[5] itu? *** (17-06-2022)

 

[1] Guy Debord, Comments on the Society of the Spectacle, Verso, 1990,  hlm. 8

[2] Ibid

[3] Ibid

[4] Antonio Negri, Michael Hardt, Empire, Harvard University Press, 2000, hlm. 304

[5] Lihat juga, https://www.pergerakankebang

saan.com/756-Abbas-Attar/

Pada Awalnya Adalah 'Revolusi Mental' (3)