www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

08-06-2022

Dalam perjalanan sejarahnya, ensiklopedia mempunyai peran penting dalam perkembangan demokrasi. Paling tidak ia terlibat dalam Revolusi Perancis di bagian akhir abad 16, sekitar 300 tahun setelah mesin cetak ‘massal’ dikembangkan oleh Guttenberg. Bagaimana dalam ensiklopedia di Perancis yang terbit beberapa tahun sebelum revolusi pecah, ia juga memberikan ‘pengertian-pengertian’ yang kurang baik terkait peran kaum bangsawan dalam demokrasi. Juga bermacam gelar-gelar yang digendongnya sejak lahir. Pada saat yang sama, ensiklopedia memuat secara positif kaum pekerja. Diderot si-penyusun ensiklopedia adalah anak pembuat alat-alat makan. Dan diapun kemudian memasukkan hal-hal detail bermacam perdagangan dalam ensiklopedia.[1]

Duapuluh-satu tahun lalu hadir untuk pertamakalinya: wikipedia. Sebuah ensiklopedia digital berbasis internet, tidak melulu dibuat oleh para ahli, tetapi siapapun yang bisa mengakses dapat menambahkan, mengedit ulang atau menambahkan topik baru. Bahkan versi dalam bahasa tertentu dimungkinkan. ‘Revolusi’ mesin cetak melalui salah satunya ensiklopedia, membuat para ‘aristokrat’ mampu menggempur jajaran ‘monarki’, maka ‘revolusi’ digital-internet melalui wikipedia-pun seakan si-‘demos’ sedang menggempur para ‘aristokrat’, si-terpilih, dalam hal ini ‘para-ahli’. Tak mengherankan terkait wikipedia, di tahun kelima setelah hadir di dunia internet Carr berpendapat: “Implicit in the ecstatic visions of Web 2.0 is the hegemony of the amateur. I for one can’t imagine anything more frightening.[2] Dan itu terjadi di awal abad yang disebut oleh Alvin Toffler sebagai abad atau era informasi, dengan ujung tombaknya -mestinya, ‘kekuatan pengetahuan’. Tidak hanya itu, juga di bagian akhir abad 20 sampai sekarang ini, dengan merebaknya jaringan internet kitapun kemudian mengenal juga istilah: post truth. Atau juga, rasa-rasanya kita juga harus membiasakan diri hidup dengan banyaknya seliweran ‘akun-akun gila’, buzzerRp-pollsterRp, hoax-hoèx itu, dis-informasi, dan sejenisnya. Belum lagi kita dihadapkan fakta-fakta adanya ‘kedaruratan iklim’. Dan juga gejolak geopolitik global. Ditambah jika kita melihat pendapat Manuel Castells terkait ‘sumber dalam pencarian makna hidup’ di era digital ini. Castells di penghujung abad lalu menandaskan identitas bisa menjadi sumber makna di era digital, di era ‘serba cepat’ ini. Ada apa di awal abad? *** (08-06-2022)

 

[1] https://library.wustl.edu/news/a-revolutionary-encyclopedia/

[2] https://en.wikipedia.org/wiki/

Wikipedia#Sister_projects_%

E2%80%93_Wikimedia

Rejim dan 'Ensiklopedia'-nya (1)