www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

29-10-2021

Tidak hanya sejarah di sana-sini menulis soal tema ‘lepas kendali’ ini. Dalam ilmu jiwa-pun di sana-sini berkembang pula pemahaman soal ‘lepas kendali’. Baik ‘lepas kendali’ sebagai manusia individu maupun sebagai ‘manusia massa’. Tema ‘lepas kendali’ dalam sejarah sering muncul dalam bermacam istilah, holocaust misalnya. Atau genosida. Pembunuhan massal. Bahkan juga imperialisme. Atau penjajahan, kolonialisme. Atau ketika sejarah mencatat apa yang ada di balik gerakan BLM di AS sono, beberapa waktu lalu. Mungkin benar kata Spinoza, desire is the essence of a man.

Rejim yang membusukpun adalah cerita soal ‘lepas kendali’ ini. Tirani, oligarki, mob-rule adalah juga soal ‘lepas kendali’. Dalam manusia massa, ‘lepas kendali’ ini salah satunya mungkin yang disebut oleh Hannah Arendt sebagai banality of evil. Banalitas yang mempunyai akar-dasar terdalamnya pada ketidak-berpikiran. Keberpikiran terpinggirkan sering ketika eksploitasi hasrat sudah sedemikian rupa mendekati satu bentuk ‘kegilaan’ tertentu. Lihat misal di awal abad lalu ketika pecah Perang Dunia I. Woodrow Wilson presiden AS saat itu perlu dukungan rakyatnya untuk ikut terlibat dalam PD I. Warga AS yang selama ini apatis-apatis saja ketika perang berkecamuk di Eropa. Wilson kemudian membentuk Komite Creel yang tugas utamanya adalah membuat dukungan rakyat AS sehingga ia bisa dengan tenang terlibat dalam perang. Dalam hitungan bulan Komite Creel tersebut berhasil mengubah rakyat AS yang semula apatis terhadap perang menjadi begitu keranjingannya ikut perang di Eropa sana. Atau lihat di era sosial media seperti sekarang ini, apa yang sejatinya terjadi dalam skandal Cambridge Analityca saat pilpres AS 2016, tak jauh-jauh amat dari kerjaan Komite Creel lebih seabad yang lalu itu. Atau lihat juga yang sedang ‘disidang’ hari-hari ini, kerusuhan di Capitol Hill segera setelah pilpres 2020 di AS sono itu. Maka memang ‘banyak jalan menuju lepas kendali’ itu. Sejak jaman doeloe.

When you think of the long and gloomy history of man, you will find more hideous crimes have been committed in the name of obedience than have ever been committed in the name of rebellion,” demikian CP Snow di sekitar tahun-tahun 1960-an. Kegelapan sejarah yang pada dasarnya adalah juga soal ‘lepas kendali’. Ke-‘lepas-kendali’-an yang jika itu terjadi bisa sama-sama mencari pembenarannya atas nama obedience maupun rebellion. Tetapi menurut Snow di atas, lebih karena obedience itu, dan memang kalau kita melihat bermacam catatan sejarah kelam, Snow benar. Apa yang diamati Paulo Freire soal berkembangnya fanatisme kiranya mendukung hal tersebut. Dan jika mengikuti Freire, jangan berpikir yang bisa ‘lepas kendali’ itu hanya orang-orang lapar saja, tetapi sangat mungkin justru itu bisa berkembang pada lapisan ‘nir-lapar’ yang ‘gagal’ mengembangkan daya kritisnya.

The real political divide in the United State and the world is not between liberals and conservatives, who in fact share a great many core values –including the values of democracy and community. It is between those of us commited to a politics based on principle and the common good and those who purpose a politics of individual greed and power,” demikian ditulis David C. Korten (2004)[1]. Berpolitik berdasar prinsip dan kesejahteraan umum adalah khas manusia berpikir, sedang yang belakangan bisa dikatakan lebih menonjol sisi ‘animalitas’-nya. Itulah sebenarnya ‘pintu masuk’ upaya ‘merawat jiwa’ hidup bersama. Tidak mengingkari adanya sisi ‘animalitas’ yang terus membayang, tetapi juga tidak terus terjerembab masuk ke dalam kubangannya. Terperangkap dalam sisi ‘animalitas’ sama saja dengan membiarkan jiwa tidak terawat. Jiwa yang tidak terawat akan tidak mampu membedakan apa yang ada dalam kendali dengan yang tidak. Menjadi tidak terlatih untuk menghayati apa yang ada dalam kendali dan yang tidak. Maka akan menjadi mudah untuk ‘lepas kendali’. Dan ‘the long and gloomy history’-pun semakin mendekat saja. *** (29-10-2021)

 

[1] https:/davidkorten.org/balle-renewing-the-american-experiment/

Lepas Kendali