www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

17-05-2021

How does one man assert his power over another, Winston?” Winston thought. “By making him suffer,” he said. “Exactly. By making him suffer. Obedience is not enough,” demikian ditulis George Orwell dalam 1984. Itulah kemungkinan besarnya ketika rakyat yang sedang megap-megap di satu republik masih harus dibebani kenaikan pajak pertambahan nilai, dari 10% naik menjadi 15%. Tidak hanya perlu ‘tes wawasan kebangsaan’ super ketat untuk menjamin obedience itu, tetapi perlu juga hidup dibuat lebih megap-megap. Sehingga jika tiba saatnya pemilihan lagi nanti, cukup disebar uang maka akan mudah untuk dikendalikan. Di-sogok-lah. Disogok dengan uang hasil korupsi, hasil dari nyolong-ngemplang-ngunthet-ngutil-nilep-mark-up, kong-ka-li-kong, pat-gu-li-pat, data ganda-data fiktif. Itulah kemungkinan besarnya yang ada di otak para elit dengan ‘wawasan kebangsatan’ super ketat itu. Slogannya aku-ini, aku-itu. Pro-ini, pro-itu. Kenyataannya: bangsat-lah. Tidak lebih dari ini: gerombolan pengkhianat republik! Modal nudang-nuding yang lain serba radikal, segala gelap mata itu tiba-tiba saja menjadi serasa sah-sah saja. Kucluk. *** (17-05-2021)

15 Persen

gallery/angry