www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

09-05-2021

Setelah infiltrasi, eksploitasi, adu domba, dan cuci otak, dalam Perang Modern tahap akhirnya adalah invasi/pencapaian sasaran/penguasaan. Hanya sebuah negara yang dikelola menjauh dari keutamaan prudence-[1]lah ia akan mudah di-infiltrasi, di-eksploitasi, di-adu domba, dan di-cuci otak. Jika militer sudah terlalu jauh diperlemah itu berarti juga bahwa tahap invasi/pencapaian sasaran/penguasaan merupakan hal yang tinggal tunggu waktu saja. Maka pintu masuk –entry point, dari ujung Perang Modern itu: penguasaan, bisa dikatakan adalah sikap ugal-ugalan. Ketika kecerdasan dalam politik dimiskinkan oleh gejolak bermacam hasrat. Ketika sikap hati-hati dengan selalu penuh timbang-menimbang dan cek-ricek ditinggalkan. Ketika kebijaksanaan hanyalah berhenti di bibir saja. Ketika kecintaan pada negara-bangsanya hanya berhenti pada bermacam slogan kosong saja. Tanpa beban.

Maka bisa dikatakan bahwa kontroversi soal ajakan presiden dalam konteks lebaran tahun ini untuk juga ber-kuliner ‘Bipang Ambawang’ secara on-line itu bisa dihayati juga sebagai puncak gunung es ke-tidak-prudence-an dalam mengelola negara. Sense of urgency seakan sudah sangat menipis. Tidak empan papan (Jw.). Bipang Ambawang adalah babi panggang berasal dari Kalimantan. Penulis yang Katolik dan juga penggemar babi panggang-pun merasa risih, merasa jengah, dan bahkan juga gregetan ketika dalam nuansa Lebaran ada seorang presiden bisa-bisanya mempromosikan makanan yang haram bagi umat muslim. Tidak ada satu halpun yang dapat sebagai pembenar terhadap ajakan kuliner itu di nuansa lebaran ini. Tidak ada. Satupun tidak ada. Yang ada adalah cuma menjengkelkan saja. Tidak lebih dari itu. Maka satu-satunya respon terhadap bermacam kejengkelan yang merebak hanyalah minta maaf saja. Tentu akan dimaafkan, hanya saja jika mengingat seperti sudah disinggung di atas, 'peristiwa bipang' yang juga bisa dihayati sebagai puncak gunung es dari ke-tidak-prudence-an dalam mengelola negara tentu tidak akan menghilang begitu saja. Karena itu berarti pula kita harus semakin kawatir ketika genderang Perang Modern makin merangkak ke tahap akhirnya. Atau paling tidak, siapa saja si-pengkhianat republik sebenarnya juga semakin nampak atau menampakkan hidung belangnya. *** (09-05-2021)

 

[1] https://www.pergerakankebang

saan.com/712-Saat-Pemimpin-Miskin-Keutamaan/


 

Pada Akhirnya Adalah Penguasaan