www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

19-03-2021

Sebelum Reformasi, Kwik Kian Gie sudah menulis soal Saya Bermimpi Jadi Konglomerat. Hari-hari ini mungkin banyak yang sedang bermimpi jadi pemburu rente. Lihat saja berapa rente dari permainan kuota impor beras itu masuk kantong tanpa keringat sama sekali. Berlomba-lomba masuk kekuasaan, atau dimasukkan dalam kekuasaan untuk kemudian beramai-ramai ‘membuat design’ yang mak-nyus bagi kepentingan para pemburu rente ini.

Imajinasi para pemburu rente adalah ‘trickle down effect’: 'sungguh mulia', demikian sebagian imajinasi yang juga berkembang. Karena sebagian akan digunakan untuk mempertahankan, atau memperbesar kekuasaan di tangan. Lihat, bagaimana ini akan berdampak pada beberapa sektor perdagangan, dengan disebarkannya sebagian rupiah dari hasil perburuan rente tersebut. Termasuk juga membiayai beauty contest kaum ‘bangsawan’ sebagai pelindung lapak-lapak para pemburu rente ini. Bermacam yang terlibat dalam beauty contest ini, termasuk juga dalam hal ini, para ‘akademisi’, tukang survei, ‘pengamat’, buzzerRp, pasukan hore, pasukan asal njeplak, media partisan, dan banyak lagi.

Jika dikenal istilah recycling debt, dimana utang sebagian besar untuk membeli bermacam produk atau jasa dari si-pengutang, maka dalam dunia para pemburu rente ada ‘recycling power’. Kuasa untuk memperbesar rente dengan jalan perburuan rente, dan itu digunakan untuk ‘membeli’ kekuasaan. Maka, siapa yang tidak bermimpi jadi pemburu rente? Belum lagi, siapa yang juga tidak bermimpi jadi koruptor? Bangsat-lah. *** (19-03-2021)

Imajinasi Para Pemburu Rente