www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

24-07-2020

Punctuated equilibria adalah istilah yang dilansir oleh Jay Gould dan Niles Eldredge di tahun 1972, terkait dengan teori evolusi. Berbeda dengan teori Darwin yang berjalan ‘tenang’ dalam ‘garis lurus’, menurut Gould dan Eldredge, evolusi selalu melibatkan ‘patahan-patahan’ tersendiri. Melibatkan ‘lompatan-lompatan’ setelah satu serial yang ‘tenang’. Atau katakanlah, setelah melalui ‘proses molekuler’ yang panjang, tiba-tiba saja ada lompatan tertentu. 10 tahun sebelum Gould dan Eldredge melansir soal punctuated equilibria, Thomas Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolutions melansir soal ‘paradigm shift’. Dan jauh di akhir abad 19, Engels mencontohkan soal penunggang kuda Mameluk melawan penunggang kuda tentara Perancis, yang intinya adalah bagaimana soal kuantitas tiba-tiba saja berubah menjadi kualitas. Air yang dipanaskan derajat demi derajat, tiba-tiba saja di titik tertentu berubah menjadi uap air. Yang sedang memasak menambahkan garam sedikit demi sedikit, dan enak. Tetapi jika ditambah lagi, malah menjadi tidak karu-karuan rasanya.

Tanda-tanda jaman, meminjam kolom tetapnya Romo Dick di Basis, bukanlah sekedar soal menggulati kenyataan sehari-hari, tetapi juga mampu ‘berhenti’ sejenak. Segala prasangka yang ada di balik ‘cara’ melihat realitas kita tunda dulu, dan kenyataan yang kita geluti itu kita dekati seperti seorang pemula saja. Back to the things themselves. Kemudian kita lihat dari bermacam sisinya, bermacam aspek-profilnya, dan jika mungkin imajinasi-imajinasi kita itu kemudian diobrolkan dengan yang lain. Misalnya soal merebaknya logika out-sourcing itu. Apakah kita bisa meraba ‘tanda-tanda jaman’ dibalik merebaknya logika out-sourcing itu? Jangan-jangan itu hanyalah ‘bentuk mini’ dari modal yang maunya lepas dari hidup bersama? Atau memang jamannya jaman yang sudah ‘begitu beresiko’nya? Dalam arti, sungguh sudah sangat sulit diprediksi lagi?

Jika ada term ‘masyarakat beresiko’ maka ada baiknya dicoba melihat secara hati-hati ke dalam dinamika masyarakat itu lebih dulu. Sebab sejak jaman dulu, hidup selalulah berhadapan dengan resiko. Jangan-jangan term ‘masyarakat beresiko’ ini hanya ingin mengatakan bahwa justru resiko ada dan semata tanggung jawab individu-individu? Resiko tidak berlanjutnya hidup individu-individu itu sendiri, misalnya. Bagi pekerja misalnya, dari segi istilah, di awal abad 20 muncul istilah job security. ‘Job security’ yang secara brutal sebenarnya telah ditelikung dengan logika out-sourcing itu. ‘Job security’ yang sebenarnya berkembang karena ada soal hidup bersama yang peduli.

Jika kita perlahan mendekati soal ‘tanda-tanda jaman’ dalam konteks sekarang ini, maka bisa juga dikatakan bahwa isu utamanya adalah: rasa aman, secure. Di balik segala yang semakin tidak bisa diprediksi, ada kegundahan besar soal rasa aman. Jika mengikuti Thomas Hobbes di Leviathan hampir 400 tahun lalu maka segera nampak soal ‘rasa aman’ sebenarnya merupakan hal sentral. ‘Rasa aman’ dalam hidup bersama yang memungkinkan orang-per-orangnya mempunyai kesempatan untuk mengembangkan diri. Masalahnya si-Leviathan dimana adanya adalah karena kesepakatan dari individu-individu itu kemudian maunya hanya difungsikan sebagai ‘penjaga malam’ saja. Menjaga hasil-hasil dari keringat di pasar bebas siang harinya. Supaya tidak dicuri. Bukan lagi sebagai bayangan dari sebuah ‘kontrak sosial’.

Wabah-pandemi kali ini nampaknya akan memaksa untuk melihat soal ‘kontrak sosial’, tidak hanya antar individu-individu seperti digambarkan oleh Hobbes 400 tahun lalu, tetapi juga ‘kontrak sosial’ dengan semesta. ‘Kontrak sosial’ dengan semesta sangatlah tidak efektif jika hanya dilakukan oleh individu-individu saja. Bisa memang, tetapi masih sangat perlu ‘political will’ yang luas. Nampaknya inilah ‘tanda-tanda jaman’ yang sangat mungkin kita sedang dihadapkan dengan punctuated equilibria. Sebuah ‘lompatan’ di tengah-tengah dinamika 8 milyar populasi dan semakin mendekatnya manusia mendarat ke Mars. Lihat juga misalnya, bagaimana (Saudi) Aramco yang sedang sibuk dengan ‘diversifikasi’ usahanya itu. Atau rencana investasi besar-besaran VW ke China soal electric car itu. Dan, dari mana nikel yang sebagai bahan utama pembuatan baterainya itu?

Ngibal-ngibul-asal-njeplak-banyak-lagak jelas akan menjerumuskan komunitas di tengah-tengah ke-tidak-pastian yang semakin mencekam. Ketika rasa aman semakin menghilang, berontak adalah salah satu alternatif yang sangat dimungkinkan. Jika ‘balkanisasi’ adalah imajinasinya maka ngibal-ngibul-asal-njeplak-banyak-lagak pasti akan diteruskan. Jika masih mempunyai penghargaan atas ‘kontrak sosial’ maka kebiasaan ngibal-ngibul-asal-njeplak-banyak lagak itu harus segera banting stir. Hentikanlah hal yang sungguh tidak bermartabat itu. Taruhannya terlalu mahal. Punctuated equilibria itu bisa-bisa tidak hanya menempatkan republik sebagai penonton, tetapi ironisnya, sebagai ‘penyangga-kemuliaan’ pihak lain. Bangsat-lah. *** (24-07-2020)

Punctuated Equilirium