www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

27-01-2020

Sovereign is he who decides on the exception,” demikian Carl Schmitt dalam Political Theology. Yang disebut sebagai ‘state of exception’ memang adalah situasi yang begitu buram dan sungguh menggelisahkan. Bahkan menakutkan bagi banyak orang. Tingkat chaos yang tinggi. Dengan endapan perjalanan sejarah manusia dalam menghadapi bermacam wabah, wabah sedikit banyak juga bisa dihayati sebagai ‘state of exeption’ itu. Bahkan jika itu baru fakta potensial. Apalagi fakta faktualnya sudah mulai terjadi di sana-sini.

Dengan majunya teknologi komunikasi, coronavirus tidak hanya sekedar wabah yang terjadi di China dan kemudian meluas di banyak bagian di luar China, tetapi ia akan terhayati oleh banyak orang sebagai wabah yang mengancam. Suatu fakta potensial yang tiba-tiba saja di depan mata sudah siap menjadi faktual. Apalagi mulai ada yang dirawat atas kecurigaan terserang coronavirus itu. Ranah hoax dalam hal ini tidaklah tepat dalam konteks penanganan meluasnya coronavirus ini. Lihat bagaimana China kehilangan kesempatan untuk menyelesaikannya ketika masalah masih ‘sempit’ karena menganggap unggahan informasi awal terkait dengan coronavirus ini sebagai hoax. Tentu kita tetap harus memilah mana informasi yang benar atau tidak.

Maka tidaklah salah ketika banyak orang kemudian menghayati soal coronavirus ini sebagai hal yang menuju ke ‘state of exception’. Penghayatan yang tidak hanya soal serius, tetapi hal serius yang sungguh mengancam. Maka yang dibutuhkan bukanlah suatu langkah yang ‘ngayem-ayemi’, yang berkeinginan supaya rakyat tenang-tenang saja karena ‘Belanda masih jauh’. Apalagi sikap yang sok-sok-an, gagah-gagah-an. Bukan lagi hal bergaya foto di kapal perang misalnya. Atau foto di area bekas kebakaran lahan yang sudah padam. Atau sok main perintah tapi sekaligus masih menyempatkan bermain-main tebak-tebakan. Sambil makan kelelawar bakar.

Yang diperlukan adalah sikap berdaulat. Yang berdaulat mengambil sikap dalam menghadapi wabah coronavirus itu. Sebagai ‘respon spontan’ yang dilatar-belakangi sense of urgency yang mumpuni. Atau dari bagaimana menghadapi wabah itu –coronavirus dalam hal ini, khalayak sebenarnya akan bisa menghayati siapa yang sebenarnya berdaulat di republik. Bangsat. *** (27-01-2020)

Yang Berdaulat