www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

20-10-2019

Dalam dunia yang berlari cepat, Anies Baswedan memberikan satu contoh bagaimana seorang pemimpin publik bersikap. Dalam dinamika perubahan yang cepat dan sulit diprediksi, Anies menawarkan hal yang sudah dapat diprediksi, janji-janji kampanyenya. Ia memberikan semacam ‘kenyamanan’ ketika publik harus berjibaku dalam dunia yang berlari cepat. Kenyamanan itu adalah sebuah ‘pulau janji’ tempat ‘melepas penat’ di tengah samudera ketidak-pastian. Garis lurus antara janji, antara kata-kata dan realisasinya akan memberikan suasana kebatinan tertentu dimana dengannya publik akan semakin mantap berjibaku dalam mengejar ‘self-interest’-nya.

Tidak hanya itu, dari berbagai postingan di dunia maya, Anies juga sering mendorong suatu ‘pemahaman akan situasi’. Contoh ketika baru-baru ini (atau juga mungkin sebelumnya?) ia mengunggah soal ‘Ruang Ketiga Publik’ atau ‘Third Space’ itu. Tidak hanya memberikan suasana kebatinan yang nyaman dengan merealisasi janji, tetapi juga membantu warga untuk mengembangkan imajinasi dalam menghayati dunia tempat ia hidup, dan semoga dengan itu pula perlahan ‘dunia chaos’ itu dapat terhayati sebagai ‘dunia kosmos’. Unggahan tentang “Ruang Ketiga Publik’ itu akan membantu imajinasi publik tentang adanya ‘ruang ketiga’ di samping ‘ruang rumah’ dan ‘ruang kerja’.

Korporasi akan mengeluarkan banyak uang untuk bermacam studi dalam memahami dunia sekitar. Demikian juga partai politik atau kontestan pemilihan lainnya. Artinya memang sungguh hal yang berharga terkait pemahaman akan dunia sekitar ini. Itulah makna strategis dari unggahan-unggahan cerdas dari Anies dan tim tersebut. Dan itu ‘didapatkan’ secara ‘gratis’ dari pemimpinnya. Jika memakai kata-kata di Preambule: ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’.

“Kenyamanan” dalam pengertian di atas dan penghayatan dunia sekitar dalam arti semakin mampu mengimajinasi ‘peta situasi’ akan mempunyai daya ungkit besar dalam kehidupan publik. Masih ada waktu tiga tahun ke depan untuk melihat seberapa besar daya ungkit itu. Jika benar, sungguh kita bisa belajar bersama. *** (20-10-2019)

Anies