www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

07-02-2019

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea-4 disebut salah satu (kewajiban) pemerintah negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, caranya? Bagi Adam Smith, tercapainya kesejahteraan umum, the wealth of nation, adalah buah dari ke-tidak-sengaja-an ketika masing-masing warga diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengejar kepentingan-diri (self-interest) masing-masing. Lalu dimana peran negara? Menurut Smith dalam The Wealth of Nations (1776), Book V, peran negara adalah (1) protecting the society from the violence and invasion of other independent societies, [i] (2) protecting, as far as possible, every member of the society from the injustice or oppression of every other member of it, or the duty of establishing an exact administration of justice, [ii] dan (3) erecting and maintaining those public institutions and those public works, which, though they may be in the highest degree advantageous to a great society, are, however, of such a nature that the profit could never repay the expense to any individual or small number of individuals, and which it therefore cannot be expected that any individual or small number of individuals should erect or maintain.[iii]

Jadi menurut Smith dalam The Wealth of Nations, negara mempunyai tugas salah satunya melindungi masyarakat, atau dalam bahasa Pembukaan UUD 1945 alinea 4, ‘melindungi segenap bangsa Indonesia’, dan tentu juga termasuk ‘seluruh tumpah darah Indonesia’. Melindungi warga dari ancaman kekerasan dan invasi dari ‘other independent societies’. Tetapi bagi Alexander Hamilton di Amerika sono, 15 tahun setelah The Wealth of Nations terbit, argumentasi soal infant industry dalam Report on Manufactures juga bisa kita lihat sebagai upaya melindungi masyarakat dari ‘invasi’ masyarakat lain, dalam hal ini adalah di konteks perdagangan internasional, khususnya waktu itu dengan Inggris. Pemakaian istilah infant jelas menunjukkan jalan yang diusulkan Hamilton itu -termasuk dalam hal ini adalah proteksi melalui tarif dan subsidi misalnya, adalah sementara sifatnya.

Atau lihat juga pernyataan dari George W. Bush dalam Future Farmers of America di Washington, Juli 2001 yang menegaskan: “It’s important for our nation to build – to grow foodstuffs, to feed our people. Can you imagine a country that was unable to grow enough food to feed the people? It would be a nation the subject to international pressure. It would be a nation at risk. And so when we’re talking about American agriculture, we’re really talking about a national security issue.” [iv] Melindungi masyarakat dari ancaman kekerasan dan invasi dari masyarakat luar adalah juga masalah keamanan nasional –national security, dan seperti ditunjuk oleh Bush, kedaulatan pangan adalah hal yang tidak bisa ditawar lagi. Juga sebenarnya masalah kedaulatan energi juga. Kalau kita lebih dalam lagi melihat esensi dari perang dagang terutama antara AS dan China yang masih berlangsung sampai sekarang ini, bukankah bisa dilihat sebagai yang tidak  jauh dari ‘tugas’ negara seperti disebut Smith di atas? Meski memang Smith menegaskan dalam The Wealth of Nations bahwa protecting the society from the violence and invasion of other independent societies, can be performed only by means of a military force.[v] Meminjam istilah Smith soal invisible hand, bukankah sejarah juga menunjukkan, behind invisible hand terlalu sering ada iron fist? *** (07-02-2018)

 

[i] Adam Smith, An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations, Edited by Edwin Cannan, University of Chicago Press, 1997, hlm. 922

[ii] Ibid, hlm. 946

[iii] Ibid, hlm. 963

[iv] J. Ziegler, C. Golay, C. Mahon, S. Way, To Fight for the Right to Food, Springer, 2011, hlm. 69

[v] Adam Smith, ... hlm. 922

Para Perampok

Di Kanal-kanal Rezeki (1)

gallery/adam smith

Adam Smith