www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

01-11-2018

Sekolah Qaryah Thayyibah yang dirintis Bahruddin sekitar 15 tahun lalu di Salatiga itu, adalah pembelajaran yang bisa dikatakan berparadigma proses. Proses yang akan dilalui oleh peserta didik menjadi sangat penting karena itu sangat memperhatikan minat dan potensi dari diri siswa. Juga tidak pula lepas dari proses kehidupan sehari-hari. Demikian juga Mangunwijaya dengan warisan Mangunannya, sangat memandang penting proses sehingga hal bertanya-pun menjadi sangat penting. Bertanya adalah salah satu titik awal penting untuk memulai sebuah proses pembelajaran. Berani bertanya, dan pada titik tertentu, bertanya dengan benar.

Mempunyai pengalaman menyekolahkan di lembaga pendidikan nasional dan internasional, dalam hal ini memakai kurikulum Cambridge dengan beberapa penyesuaian, juga terasa bedanya. Sangat terasa pendidikan nasional kita adalah gelar pendidikan ber-paradigma output, sedang penyelenggaraan di sekolah internasional itu terasa denyut paradigma prosesnya.

Kaizen yang ikut berperan besar membesarkan Toyota adalah tidak mungkin terlaksana jika paradigma proses tidak mewarnai keseluruhan proses produksi. Atau lihatlah bagi yang pernah bekerja di Rumah Sakit atau Perguruan Tinggi, terkait dengan akreditasi. Lihatlah dengan kacamata IPO system, sistem input-process-output, dan janganlah sekedar dilihat sebagai formalitas belaka. Atau mengejar sertifikasi belaka.

Paradigma output jika tidak hati-hati bisa-bisa ikut menyemai apa yang membuat gusar Koentjaraningrat sekitar 44 tahun lalu, mentalitas suka menerabas. Hal ribut-ribut mobil Esemka yang mengemuka akhir-akhir ini, sebagai satu bangsa sebenarnya adalah juga kesempatan yang baik untuk mawas diri bersama. Semestinya, sebagai ‘figur publik’ mobil Esemka ini bisa menjadi media pembelajaran yang efektif bagi khalayak. Bagaimana proses tahap-demi-tahap bisa mengajak khalayak betapa pentingnya suatu upaya itu. Tidak hanya tahapan, tetapi juga olah sain, kedalaman sain. Era abad 21 banyak dikatakan sebagai era dimana pengetahuan akan mempimpin, menggeser kekuatan uang dan kekuatan kekerasan. Bagaimana kita sebagai bangsa-pun mampu secara intens berenang secara aktif dalam sain sebagai salah satu bentuk pengetahuan terpenting, dalam hal ini sain otomotif, akan memberikan dampak pembelajaran yang sangat positif.

Maka keterbukaan berbagai upaya desain misalnya, mulai dari mesin sampai dengan eksterior-interior, sampai dengan bagaimana bahan-bahan dikembangkan secara saintifik, termasuk berbagai uji-nya akan memberikan efek yang mungkin tidak pernah kita duga sebelumnya bagi khalayak. Sebagai ‘figur publik’ mau-tidak-mau Esemka juga mempunyai tanggung jawab publik juga. Sejak geger-nya tahun 2012, tentu selama enam tahun ini banyak penelitian, percobaan, bermacam uji yang telah dilalui Esemka, dan mengapa itu semua tidak dibuka di depan publik? Biar publik juga terbelajarkan akan pentingnya sebuah proses, sebuah ethos juga. Mampukah Esemka bisa terbuka dalam proses-nya? Ataukah memang sukanya, simsalabim: jadi!

Atau memang sudah ada anggapan, begitu bodohnya khalayak? *** (01-11-2018)

Paradigma Output Itu

 

gallery/esemka