www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

07-10-2018

Leaders are “twice born” individuals who endure major events that lead to a sense of separateness, or perhaps estrangement, from their environments. As a result, they turn inward in order to reemerge with a created rather than an inherited sense of identity. That sense of separateness may be a necessary condition for the ability to lead.[i]

 

Beberapa tahun terakhir ini Tn. Reformasi merasa gelisah, gundah. Tn. Reformasi yang lahir dengan penuh rasa sakit sekitar 20 tahun lalu itu semakin merasa asing dengan rekan seiring perjalanannya. Ketika membaca Hannah Arendt, Tn. Reformasi membayangkan rekan perjalanannya sebagian besar adalah si-Zoon Politikon. Dan memang itulah sebenarnya yang dibayangkan Tn. Reformasi ketika ia ingin membangun demokrasi demi kemajuan republik yang sangat dicintainya itu.

 

 

 

 

 

 

 

Hannah Arendt

Tetapi yang terjadi di tahun-tahun akhir ini, bukan banyaknya si-Zoon Politikon yang menjadi teman seiringnya, tetapi justru si-Animal Laborans. Tn. Reformasi sangat paham dan sangat menghargai segala upaya dan keringat si-Animal Laborans, karena memang sejatinya orang membutuhkan banyak hal untuk bertahan hidup. Untuk supaya tidak kelaparan, atau mampu menyekolahkan anak-anaknya, dan banyak lagi. Tetapi Tn. Reformasi juga sangat sadar kerusakan apa yang akan terjadi jika ranah politik lebih di-dominasi oleh si-Animal Laborans ini.

Bagi Thomas Hobbes, demikian Tn. Reformasi kadang mengutip, orang demi survival-nya akan melakukan apa saja. Ke-tidak-terkendalinya situasi-pun segera membayang. Bagi Tn. Reformasi, peta vita activa yang diajukan oleh Hannah Arendt itu adalah juga sebuah peta yang semestinya mampu membawa republik berjalan tanpa banyak kehilangan energi yang tidak perlu.

Ketika si-Animal Laborans terlalu banyak di ranah politik, tiba-tiba saja Tn. Reformasi merasa asing dengan sekitar. ‘Orang-orang politik’ itu tiba-tiba saja bisa menjadi begitu beringas dengan ujar yang semakin tidak bermutu. Dan semua demi semata mempertahankan survival-nya, semata demi tidak kelaparan dalam arti harafiah, atau supaya cicilan mobil tidak menjadi tersendat, atau apa saja yang semestinya menjadi urusan si-Animal Laborans di luar ranah politik.

Bagi yang mempunyai kekuatan uang begitu besarnya, politik yang di dominasi oleh para Animal Laborans ini tentulah surga baginya. Atau, jangan-jangan di tahun-tahun terakhir ini memang banyak ‘dilepas’ di ruang publik -dimana politik berenang di dalamnya, orang-orang yang tidak bermutu dalam ujar dan tindakannya? Sengaja menggeser relawan dari ke-relawanan-nya dengan ‘mengubah’-nya sebagai si-Animal Laborans di ranah politik?

Tn. Reformasi semakin gundah dan perlahan timbul keinginan yang semakin kuat untuk dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali supaya semakin banyak teman seiring yang Zoon Politikon. Yang dengan itu pula akan selalu berusaha untuk menyediakan sebuah lahan subur tempat di mana Animal Laborans dapat memaksimalkan segala potensinya. Berbagai hasratnya. Dan tak ketinggalan pula, kelahiran kembali relawan yang sangat dihargainya sebagai ya relawan. Titik.

Ketika sedang dalam kegundahannya, tiba-tiba HP Tn. Reformasi berdering, dan masuk SMS dengan penggalan kata singkat, #2019gantipresiden. Imajinasi-pun sontak berkembang, akankah ini pintu bagi proses kelahirannya kembali?***

(07-10-2018)

 

[i] Abraaham Zaleznik, Managerial Mystique, Harper & Row, 1989,  hlm. 5

Reformasi: Reborn

gallery/arendt