www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

20-12-2022

Menurut Cardoso –ketika masih demen-demennya dengan teori ketergantungan, banyak aparatus-aparatus di suatu negara merupakan pakta dominasi sekunder saja. Pakta dominasi primernya adalah kapitalisme. Bagaimana jika kapitalisme-nya sudah berkembang sedemikian rupa sehingga ujung tombak akumulasi-nya sudah seperti digambarkan oleh David Harvey sebagai accumulation by dispossession itu?[1] Lebih dahsyat dari perampasan ‘nilai-lebih’, atau jalan akumulasi ‘primitif’ itu. Dan bagaimana jika watak pakta dominasi primer-nya sudah berwatak merampas? Accumulation by dispossession mempunyai bermacam fitur, mulai dari privatisasi sampai ke manipulasi krisis. Dari ‘gorengan-manajemen-krisis, sampai pada ‘subsidi’ mobil-motor listrik bagi yang mampu, atau bermacam ‘ke-istimewa-an’ pajak bagi si-kaya/korporasi besar. Atau ‘di-rampas-nya’ tanah negara sampai 180 tahun itu.

Sebenarnya ‘rampas-merapas’ ini sudah berlangsung sejak doeloe, tetapi di era neoliberalisme ini semakin ‘komplit’ saja. Semua bentuk kekuatan, baik itu kekuatan kekerasan, kekuatan uang, maupun kekuatan pengetahuan sudah mengalami ‘pe-maksimal-an’-nya. Ultra-minimal-state itu ternyata juga menyasar ketiga bentuk kekuatan itu. Bagaimana misal kekuatan pengetahuan dilumpuhkan mulai dari obok-obok perguruan tinggi, sampai pada lembaga-lembaga penelitiannya. Belum lagi bagaimana publik terus saja dihadapkan pada tebar-pengetahuan seperti yang keluar dari mulut se-kualitas Ngabalin itu. Atau yang sejenisnya. Bukan olah-pikir yang didorong untuk berkembang, tetapi olah-emosi. Atau obok-obok kekuatan uang yang menjerumuskan diri pada lilitan-jebakan utang. Dan masih banyak lagi contoh bagaimana fitur-fitur accumulation by dispossession itu sedang berpesta pora. Menari di atas penderitaan-kemiskinan banyak warga-negara. Atau lihat soal manipulasi krisis itu. Ancang-ancang-nya bisa sudah mulai jauh sebelum 'deklarasi' krisis.

Maka di era ‘power-shift’-nya tofflerian itu, rejim dungu atau rejim plonga-plongo adalah penampakan ideal bagi ultra-minimal state. Ideal bagi kerja-kerja-kerja-nya fitur-fitur accumulation by dispossession. Di lain pihak, reji dungu inipun akan mudah dijerumuskan pada bau-bau mania, apapun itu asal segala mania itu mendukung langsung atau tidak, accumulation by dispossession itu. Katakanlah seperti ‘Bokasa’-nya abad 21.[2] Rakyatnya dijejali segala mimpi, sementara pemimpnnya dijerumuskan pada bermacam mania. Bangsat-lah.

Terlebih dengan masih lekatnya nuansa relasi patron-jongos, maka apa-apa yang terjadi dalam pakta dominasi primer bisa-bisa sangat berpengaruh. Atau sebenarnya juga ketika networking-society itu dilihat dalam konteks networking-power, jaringan patron-jongos. Ketika patron-patron yang ngendon di pakta dominasi primer itu sedang bergejolak. Dan mereka-mereka-pun dengan segala daya akan mengamanken networking-power-nya. At-all-cost. Dan jongos-jongos itupun akan ikut-ikutan mriang juga. Pada akhirnya akan ikut-ikutan at-all-cost juga.  *** (20-12-2022)

 

[1] https://www.pergerakankebang

saan.com/957-Era-Perampasan/

[2] https://www.pergerakankebang

saan.com/756-Abbas-Attar/

Pakta Dominasi Primer