www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

17-5-2018

Investasi dalam politik di sini mengandung arti mirip dengan asal katanya. Investasi, dari asal katanya pertama-tama terkait dengan “to clothe in, cover, surround”, jadi bisa dikatakan terkait soal ‘penampilan’: performance. Performance atau kinerja ini selanjutnya dapat menjadi pengertian investasi yang kedua, kinerja yang diharapkan dapat dikonversi menjadi sebuah ‘keuntungan politik’, seperti meningkatnya kepercayaan politik dan selanjutnya adalah dukungan politik dalam berbagai bentuknya.

Jika di dasar politik ada gejolak teman-musuh (friend-enemy distinction) sesuai dengan pandangan Carl Schmitt, maka investasi politik seperti disebut di atas barulah sebagian dari bermacam kemungkinan. Jika si-A [Asing] yang ada di luar negeri, dan diharapkan akan memberikan dukungan pada si-J, maka si-J harus jeli melihat bagaimana kemungkinan pertemanan bisa dibangun. Kadang menunjukkan performance dan bahkan berbagai kompensasi masih dirasa kurang, maka perlu penegasan lebih. Salah satunya adalah penegasan bahwa ‘kita tidak hanya teman’, tetapi juga ‘mempunyai musuh yang sama’.

Di masa Perang Dingin, friend and enemy distinction ini dapat lebih mudah dibayangkan. Jika menegaskan diri ada di “dunia bebas” dan ditambah dengan berbagai konsensi, sudahlah cukup untuk memperoleh dukungan sebagai teman. Tetapi era pasca Perang Dingin, banyak faktor terlibat dan pembedaan antara teman dan musuh kadang tidak sejelas dulu. Si-A yang di luar negeri itu-pun kadang bisa berubah gaya, sesuai dengan siapa yang sedang berkuasa. Maka ‘skala’ dalam ‘mempunyai musuh yang sama’-pun bisa agak berbeda tuntutannya. Runyamnya ketika si-A[Asing] sekarang misalnya, dipersepsi sedemikian rupa sehingga si-J merasa penegasan ‘mempunyai musuh sama’ memerlukan penegasan dalam ‘skala tinggi’. Sehingga muncul pemikiran, kalau perlu dikorbankanlah sebagian kecil rakyat misalnya, demi meyakinkan bahwa ‘musuh kita adalah sama’. Maka ini adalah juga sebuah investasi politik bagi si-J demi mendapatkan dukungan sebagai ‘teman’ dari si-A [Asing].

Dari berbagai siasat dalam investasi politik ini sebenarnya kita bisa merasakan bagaimana kualitas dari seorang pimpinan politik. Politik adalah memang tidak bisa lepas dari kekuasaan (power), maka pertanyaan selanjutnya adalah, kekuasaan untuk apa? Dari ‘investasi politik’ kecil-kecilan seperti gaya, pencitraan, dan sejenisnya, sampai dengan kebijakan-kebijakan beserta pelaksanaannya kita bisa meraba untuk apa (dan untuk siapa) kekuasaan yang sedang berjalan itu. Termasuk juga di sini, meski kadang sulit untuk diterka, bagaimana (mereka, si-J) melihat faktor luar negeri terkait dengan kekuasaan yang dipegangnya sedang berjalan. Di sini juga sebenarnya patriotisme diuji nyali.

Tetapi meski sulit diterka toh kita bisa membayangkan kira-kira arahnya ke mana. Dan itu sudah cukup untuk mengambil sikap jika ternyata dari apa yang terjadi kemudian kita mendapatkan konfirmasi-konfirmasi atas dugaan-dugaan. *** (17-5-2018)

Investasi Politik