www.pergerakankebangsaaan.com

gallery/eye

RI 4.0

11-4-2018

“Tak berhenti-hentinya kapitalisme-modern itu lantas memukul-mukul di atas pintu gerbang Indonesia yang kurang lekas dibukakan .......... Dan akhirnya, kira-kira tahun 1870, dibukalah pintu gerbang itu! Sebagai angin yang makin lama makin bertiup ..... –maka sesudah Undang-undang Agraria dan Undang-undang Tanaman Tebu de Waal didalam tahun 1870 diterima baik oleh Staten-General di negeri Belanda, masuklah modal partikelir itu di Indonesia ......” (Soekarno, Indonesia Menggugat, hlm. 43-44)

gallery/forthir

RI 1.0 adalah Republik Indonesia in mind sampai dengan Proklamasi. RI 1.0 adalah membangun dan merebut jembatan emas. Jika diperlukan titik imajinasi untuk membayangkan RI 1.0, apa yang kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional 1908 bisa menjadi salah satu milestone penjelas. Ini-pun tidak bisa terlepas dari apa yang ditulis oleh Bung Karno di atas, tahun 1870 yang bisa juga disebut sebagai Politik Pintu Terbuka I. Selain itu jangan pernah pula melupakan segala dinamika berkembang dan surutnya kerajaan-kerajaan di Nusantara jauh sebelumnya.

 

Tahun 1870-1914 oleh Frederic S. Mishkin dilihat sebagai Gelombang Pertama Globalisasi. Dalam rentang waktu tersebut, perdagangan internasional tumbuh 4% pertahun dan global output tumbuh dari 10% di tahun 1870 jadi 20% di 1914. Revolusi Industri I antara tahun 1760-1840 mendahului Gelombang Globalisasi I, dan Revolusi Industri II tahun 1870-1914 merebak seiring dengan Gelombang Globalisasi I.

 

Dalam The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century (1991) Samuel P Huntington mengeksplorasi tiga gelombang demokrasi. Gelombang demokrasi pertama antara tahun 1828 sampai 1922. Di dahului oleh merebak dan suksesnya Revolusi Industri I dan melanjut pada Revolusi Industri II. Arus balik gelombang demokrasi terjadi antara tahun 1922-1942, diawali dengan naiknya Mussolini di Italia pada tahun 1922. Sedangkan Globalisasi Gelombang I mengalami arus balik (great reversal) di tahun 1914-1939, dimana didalamnya terjadi Perang Dunia I dan Depresi Besar.

 

Setelah Perang Dunia I dan II, ekonomi dunia melakukan penataan-penataan, dan menjadi ‘normal’ lagi di akhir tahun 1950-an. Perekonomian dunia mulai menggeliat lagi dan pada tahun 1966, kembali Indonesia ‘dipaksa’ untuk melakukan Politik Pintu Terbuka II. Maka tak heran jika UU Penanaman Modal Asing adalah termasuk yang pertama-tama kalinya diundangkan. Dari RI 2.0 sejak Proklamasi, kita sebagai bangsa kemudian masuk ke RI 3.0.

 

Sementara itu, menurut Huntington, setelah terjadi arus balik demokrasi dari tahun 1922 sampai tahun 1942, terjadi gelombang demokrasi kedua mulai 1942 sampai 20 tahun kemudian, di tahun 1962.

 

Pada rentang waktu tersebut, berkembanglah apa yang disebut sebagai Revolusi Industri yang ke-3, tahun 1950-1970.  Sayangnya, pada rentang waktu sekitar 1960-an sampai 1973 terjadi juga arus balik demokrasi dengan naiknya kekuatan-kekuatan otoriter di banyak negara.

 

Setelah Revolusi Industri III, tahun 1950-1970, pada tahun 1973 sampai 2006 (paling tidak sampai dengan buku-nya Mishkin yang jadi rujukan tulisan ini diterbitkan), dunia masuk dalam Gelombang Globalisasi II. Enambelas tahun setelah Gelombang Globalisasi II merangsak, tahun 1989 Tembok Berlin yang tegak berdiri selama 28 tahun itu-pun runtuh. Dua tahun kemudian Uni Soviet pecah jadi beberapa negara. Goncangan-pun sampai di China, dan bukanlah pekerjaan ringan Deng Xiao Ping membawa China meniti Gelombang Globalisasi II tersebut.

 

Masih menurut Huntington, pada tahun 1974 dunia masuk ke dalam gelombang demokrasi ketiga, dimulai dengan runtuhnya penguasa otoriter di Portugal.

 

Dan seperti kita bisa lihat bersama, akhirnya pada tahun 1998, akibat gempuran terus menerus dari Gelombang Globalisasi II dan gelombang demokrasi ketiga, sampailah Indonesia kepada Politik Pintu Terbuka III, mau tidak mau. Kita masuk yang sering disebut sebagai era Reformasi, atau sebutlah sebagai RI 4.0.

 

Pada tahun 2011, di Hannover Fair Jerman, didiskusikan tentang “Industri 4.0”. Dan nampaknya, seturut perkembangan, dunia mulai mengintrodusir Revolusi Industri IV. Tetapi sebelum itu, pada tahun 2007-2010 terjadi goncangan akibat krisis subprime mortgage. Sementara orang melihat goncangan ini dapat mengakibatkan arus balik globalisasi. Dan apakah setelah ‘penataan’ global pasca goncangan subprime mortgage dan didorong revolusi industri ke empat akan memicu dan memacu Gelombang Globalisasi ke III? Dan bagaimana nasib RI 4.0? *** (11-4-2018)